Review Film 3 Idiots (Aamir Khan), Hakikat dan Falsafah Pendidikan

Sinopsis Film 3 Idiots (2009) - All 4 You All

Bagaimana sesungguhnya definisi orang cerdas menurut kamu, Jobhuners? Apakah orang yang nilai pelajarannya selalu sempurna dan menduduki peringkat pertama di sekolah terbaik? Apakah orang yang bisa menjawab pertanyaan sesuai buku teks dan teori yang ada? Ataukah orang yang selalu punya inovasi yang baru, ide yang selalu menjawab permasalahan sosial?

Cerdas tidak sebatas pada angka hasil ujianmu selama sekolah, Jobhuners. Nilai hanya sekadar angka dan kecerdasan tidak bisa diwakilkan oleh nilai. Seperti yang dikatakan oleh Einsten, “Everyone is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” Setiap orang punya kecerdasannya masing-masing. Bisa jadi kamu tidak cerdas dalam pelajaran matematika, tapi kamu jago main biola. Atau kamu ‘bodoh’ tentang sepak bola tetapi tahu cara mengabadikan momen dengan kamera.

Secuil definisi dari cerdas yang mendekati arti ‘selayak-layaknya’ digambarkan dalam film India berjudul ‘3 Idiots’ (2009) ini. Film berdurasi hampir 3 jam ini punya rating 8.4/10 di situs IMDb dan berhasil menyabet berbagai penghargaan: best film, best actor, best director, best story, best dialogue, dan berbagai ‘best-best‘ lainnya.

Film ini bercerita tentang persahabatan 3 orang pemuda bernama Farhan Qureshi (diperankan R. Madhavan), Raju Rastogi (diperankan Sharman Joshi), dan Rancchoddas Shyamaldas Chanchad (diperankan Aamir Khan). Di awali dengan keinginan Farhan dan Raju untuk mencari dan reuni dengan Rancho, film dengan alur campuran ini menceritakan bagaimana proses pertemuan 3 sekawan ini dan dinamika perkuliahan mereka di Imperial College of Engineering – salah satu kampus terbaik yang ada di India. Rancchoddas – atau yang dikenal dengan nama panggilan Ranccho – adalah mahasiswa cerdas yang memiliki rasa penasaran tinggi, pemahaman sampai dasar-dasarnya pada suatu hal, tapi juga kepekaan dan empati tinggi pada orang. Tentu bukan permasalahan baginya mengikuti perkuliahan di kampus ini, berbeda dengan Farhan dan Raju yang tergolong mahasiswa ‘kelas bawah’.

Farhan sendiri mengikuti kuliah ini berdasarkan keinginan ayahnya, padahal ia sendiri ingin menjadi seorang fotografer. Raju punya motivasi berbeda yaitu untuk meningkatkan taraf kesejahteraan keluarganya yang tergolong bukan keluarga mampu. Perbedaan motivasi ini juga memengaruhi keseruan cerita tentang bagaimana perjuangan mereka menyelesaikan studi. Jalan ceritanya semakin seru dengan kehadiran sosok orang ‘pintar’ secara teori bernama Chatur Ramalingam (dipernakan Omi Vaidya) yang menjadi bumbu keseruan film 3 Idiots ini. Tak berhenti di situ, keseruan film ini juga terletak dari momen jatuh cinta seorang Ranccho pada mahasiswi kedokteran bernama Pia (diperankan Kareena Kapoor) dan ternyata merupakan putri kepala kampus.

Proses pencarian Ranccho untuk reuni yang dipadukan dengan alur flashback selama masa kuliah akhirnya membawa Farhan, Raju, dan Chatur menemukan sosok Ranccho dan siapa dia sebenarnya. Kalau mau tahu lebih lanjut dan merasakan gelak tawa dari dialog sederhana namun mengena, kamu wajib menonton film ini!

Intisari yang bisa diambil

Banyak sekali hal-hal yang bisa dipelajari dari film ini. Pertama, kecerdasan bukan soal bagaimana kamu bisa menghafal isi buku dan menunangkannya lagi di lembar jawaban ujian. Ini juga bukan soal menggapai nilai setinggi-tingginya dan menjadi juara paralel. Perlu diketahui bahwa ‘3 Idiots’ sendiri memang sebuah film yang diangkat dari kisah nyata orang jenius bernama ‘Sonam Wangchuk’. Film ini menunjukkan bahwa orang yang cerdas bukan hanya pintar menghafal teori tetapi bagaimana mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan untuk kesejahteraan bersama (bukan hanya dirinya). Berbagai karya yang dipatenkan oleh karakter Ranccho dalam film ini begitu inspiratif dan didasarkan pada kebutuhan penyelesaian masalah yang ada – sekalipun hal itu tergolong sederhana.

Kedua, menjadi pribadi yang bermanfaat bukan sekadar menjadi orang yang pintar, tetapi juga orang yang punya rasa empati dan mampu berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Sepintar apapun kamu, kamu tidak bisa melakukan semua hal di kehidupan ini sendirian. Kamu adalah manusia, makhluk sosial. Memang sudah sepantasnya kalau kamu punya rasa empati kepada orang. Dalam film ini, karakter Ranccho menggambarkan seseorang yang peduli pada karakter Joy Lobo (diperankan Ali Fazal) yang memutuskan gantung diri setelah karyanya ditolak kepala kampus, Dr. Viru Sahastrabuddhe atau ViruS (diperankan Boman Irani), dan disebutkan bahwa karya tersebut takkan membuatnya lulus. Ranccho mencoba mengutarakan apa yang menjadi penyebab kematian Lobo yaitu karena tekanan yang diberikan oleh Dr. ViruS.

Ketiga, film ini menunjukkan bahwa kamu tidak perlu membenci orang yang sudah menghinamu dan segudang alasan yang membuatmu berpikir kalau “membenci orang itu tidak ada salahnya.” Dalam film ini, meskipun Dr. ViruS sudah memberi tekanan (dan kebencian) pada Ranccho yang dianggap sebagai ‘mahasiswa kurang ajar’, Ranccho tak meninggalkannya ketika putri pertama dari Dr. ViruS sendiri mengalami kontraksi dan harus segera melahirkan dalam kondisi darurat dan berpotensi membahayakan ibu maupun bayinya. Kecerdasan Ranccho dalam ilmu teori dipraktikkan dengan memanfaatkan barang yang ada akhirnya berhasil mengeluarkan jabang bayi dengan metode induksi.

Naik-turun film ini memang benar-benar jago mengaduk perasaan penontonnya. Gemas, terheran-heran, tertawa terbahak-bahak, sampai perasaan haru yang memicu pecahnya tangisan semua bisa saja terjadi kalau kamu menyaksikan secara mendalam alur cerita film ini. Recommended sekali kalau kamu butuh referensi film yang tidak hanya menghibur tapi sarat dengan pelajaran kehidupan sosial.

Penulis: Dhalia Ndaru Herlusiatri Rahayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film Taare Zameen Par (Aamir Khan), Kisah Anak Disleksia

Servis Mobil Gak Pake Bingung, Sebab Ada Layanan Home Service Mitsubishi